Risalah Ibadah Kurban dan Akikah

Risalah Ibadah Kurban dan Akikah
Risalah Ibadah Kurban dan Akikah di Hari Raya Idul Adha.

TIAP menjelang Idul Adha atau Idul Qurban, sering muncul pertanyaan seperti "Mau berkurban, tapi belum akikah, apakah akikah dulu baru kurban atau saya bisa langsung berkurban?"

Jawaban ringkas atas pertanyaan tersebut adalah utamakan ibadah kurban.

Pasalnya, akikah itu disunahkan kepada orangtua kita waktu kita lahir, bukan kepada diri kita. Kalau orangtua dulu waktu kita lahir tidak mampu akikah, tidak apa-apa. Namanya juga sunah, tidak berdosa tidak dilaksanakan dan berpahala jika dilakukan.

Jadi, yang terkena hukum sunah akikah itu orangtua kita. Bagi kita sekarang, bagi yang mampu, sunnahnya adalah ibadah kurban, bukan akikah.

Meski demikian, ulama membolehkan akikah sendiri sesudah dewasa, waktu akikah bisa kapan saja, tidak harus bulan Dzulhijjah atau bersamaan dengan Idul Adha.

Kurban (Qurban/Udhiyah) adalah ibadah dengan menyembelih hewan kurban (domba, kambing, atau sapi) dengan niat ibadah karena Allah SWT.

Waktu penyembelihan hewan kurban adalah 4 hari, hari Iedul Adha dan tiga hari sesudahnya. Waktu penyembelihannya berakhir dengan tenggelamnya matahari di hari keempat yaitu tanggal 13 Dzulhijjah.

Akikah (Aqiqah) adalah menyembelih kambing pada hari ketujuh setelah kelahiran seorang anak. Menurut bahasa, akikah berarti pemotongan. Hukumnya sunah muakkadah bagi mereka yang mampu, bahkan sebagian ulama menyatakan wajib.

Demikian ulasan ringkas tentang  Risalah Ibadah Kurban dan Akikah. Baca juga betapa besar keutamaan dan pahala Ibadah Kurban di Hari Idul Adha. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Keutamaan Sedekah Hari Jumat

Keutamaan Sedekah Hari Jumat
Keutamaan Sedekah Hari Jumat Memadukan Dua Kebaikan.

Sedekah hari apa pun sangat utama. Namun, khusus hari Jumat, Allah memberinya pahala "lebih". Pasalnya, hari Jumat merupakan hari yang utama dalam Islam --hari raya mingguan umat Islam.

Amal yang dikerjakan di waktu mulia, memiliki nilai keutamaan yang lebih besar, dibandingkan amal yang dikerjakan di waktu kurang mulia. Demikian halnya sedekah yang dikerjakan di hari yang mulia, Jumat.

Keutamaan sedekah di Hari Jumat dikarenakan ada "gabungan" dua kebaikan itu, sedekah dan hari Jumat, yang sama-sama mulia dan penuh keutamaan, sebagaimana dikatakan Ibnu Qayyim:

"Sedekah pada hari itu (Jumat) dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti sedekah pada bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan seluruh bulan lainnya."

Keutamaan Sedekah

"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“. (QS. Al-Hadid: 18)

“Naungan orang mukmin pada hari Kiamat kelak adalah sedekahnya" (HR Ibnu Khuzaimah).

"Sesungguhnya sedekah itu dapat memadamkan panas kuburan dari penghuninya. Dan sesungguhnya orang mukmin pada hari Kiamat kelak akan bernaung di bawah naungan sedekahnya.” (HR Ath-Thabrani dan al-Baihaqi).

Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).

Sesungguhnya sedekah itu benar-benar akan dapat memadamkan panasnya alam kubur bagi penghuninya, dan orang mukmin akan bernaung dibawah bayang-bayang sedekahnya“. (HR. At-Thabrani).

Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah), Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri“. (HR. Thabrani).

Keutamaan Hari Jumat
 
“Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat waktu mustajab. Bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan…” (Muttafaqun ‘Alaih).

"Sesungguhnya sedekah pada hari Jum’at itu memiliki kelebihan dari hari-hari lainnya. Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti sedekah pada bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan seluruh bulan lainnya.” (Ibnul Qayyim, Zadul Ma’ad).

“Dan sedekah pada hari itu (Jumat) lebih mulia dibanding hari-hari selainnya”. (HR Ibnu Khuzaimah, Mauquf Shahih).  

Demikianlah keutamaan sedekah hari Jumat. Tidak ada keterangan atau dalil khusus tentang keutamaan sedekah hari jumat, namun berdasarkan pemahaman ulama, sedekah hari jumat itu menggabungkan dua kebaikan --sedekah dan hari Jumat-- sehingga nyatalah adanya keutamaan sedekah di hari Jumat. Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Islam Ajarkan Umatnya Peduli Sesama & Menuntut Ilmu

Islam Ajarkan Umatnya Peduli Sesama & Menuntut Ilmu
PEDULI sesama, yakni peduli terhadap orang yang membutuhkan bantuan, dan menuntut ilmu merupakan bagian dari ajaran risalah Islam.

Dalam sebuah hadits shahih yang cukup panjang, Rasulullah Saw mengajarkan kita agar peduli terhadap sesama, membantu kesulitan orang lain, dan menuntut ilmu.

Yang dimaksud peduli sesama yaitu peduli kepada orang lain yang membutuhkan bantuan, baik bantuan materi maupun non-materi (nasihat, ilmu, keterampilan).

Diriwayatkan oleh Muslim, juga oleh Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dll. dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ  (رواه مسلم)

  1. Siapa yang membantu menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari sebuah kesulitan di antara berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan salah satu kesulitan di antara berbagai kesulitannya pada hari kiamat.
  2. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan, niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.
  3. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat.
  4. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya.
  5. Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan baginya jalan ke surga.
  6. Tidaklah sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah (masjid/majelis taklim) dalam rangka membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi para malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk yang ada di sisiNya.
  7. Siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.

Setiap orang punya masalah, karena masalah merupakan bagian dari fitnah (ujian) hidup. Islam menegaskan agar umatnya menolong orang lain yang sedang dalam masalah.

Sebagai imbalannya, bukan saja mendapat pahala kebaikan, tapi orang yang suka membantu atau menolong sesama juga akan dibantu oleh Allah SWT jika dirinya dalam kesulitan.
"
"Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan, niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat". Demikian ditegaskan dalam hadits di atas.

Dalam hadits lain Rasulullah Saw menegaskan, manusia terbaik adalah yang suka menolong dan bermanfaat bagi sesama.

Dalam riwayat lain disebutkan, dari Ibnu Umar, bahwa seorang lelaki mendatangi Nabi saw dan berkata, ”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah  dan amal apakah yang paling dicintai Allah Swt?” 

Rasulullah Saw menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan."

Islam, melalui sabda Nabi Saw di atas, juga menegaskan agar umatnya membekali diri dengan ilmu, termasuk ilmu agama, mendalami ajaran Islam, dan menuntut ilmu itu merupakan kunci pembuka jalan menuju surga Allah SWT.

Semoga kita diberi kekuatan untuk peduli sesama dan menuntut ilmu. Amin...! Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*