NASEHAT INDAH USTADZ YAZID BIN ABDUL QODIR JAWAS


  • Jangan berharap kepada manusia, karena engkau kan kecewa. Berharaplah kepada Allah, niscaya engkau tidak akan pernah kecewa. 
  • Manusia yang mulia adalah yang dia bangun disepertiga malam terakhir, kemudian meminta kepada Allah. Jangan lewatkan waktumu untuk berbuat maksiat, karena tak tahu kapan ajalmu kan menjemput. Sehingga kematianmu menjadi su'ul khothimah.
  • Hidupmu di dunia ibarat satu hari atau setengah hari dibandingkan kehidupanmu di akherat kelak, persiapkanlah bekalmu, dan sebaik2 bekal adalah taqwa
  • Infakkanlah hartamu. Karena penyimpanan harta yang sesungguhnya adalah yang akan engkau bawa sampai mati, bukan yang engkau simpan untuk duniamu.  
  •  Jangan engkau tunda pekerjaan pagimu untuk sore harimu, niscaya banyak pekerjaan yang akan engkau selesaikan. 
  • Aturlah waktumu sebaik mungkin, kapan mengurus pekerjaan rumah tanggamu, kapan engkau membaca al qur'an, kapan engkau membaca buku yang bermanfaat dan pekerjaan lainnya. 
  • Orang yang tertipu adalah orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu luangnya padahal dia dalam kondisi sehat. 
  • Sesungguhnya setelah waktu luang akan ada waktu sibuk, setelah sehat akan ada masa sakit ... manfaatkanlah masa sehatmu dan waktu luangmu sebaik mungkin. 
  • Sesungguhnya masa sakitmu dibandingkan masa sehatmu lebih banyak waktu sehatmu. Coba ingat berapa lama kamu sakit? Seminggu? Sebulan? Setahun? Bandingkan dengan masa sehatmu! Bersyukurlah 
  • Janganlah engkau merasa aman dari perbuatan maksiat yang engkau lakukan secara diam-diam. Jika istri, suami atau orang lain tak ada yang mengetahui, akan tetapi Allah mengetahui perbuatanmu. Dan kelak perbuatanmu akan dipertanggungjawabkan.  
  • Apabila perbuatan maksiat sudah engkau lakukan, menyesal lah! Bertobatlah! Bertaubat dengan sebaik - baik taubat. Janganlah engkau ulangi. Tegakkanlah sholat niscaya akan menghapusnya. Berbuat baiklah kepada orangtuamu niscaya akan menghapus dosa-dosamu.
  •  Berdo'alah. Sesungguhnya do'a yang paling banyak diiucapkan nabi shalalallahu 'alaihi wa sallam adalah - Ya muqollibal quluub, tsabbit qolbii' alaa diinik - Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agamaMu. 
  • Jangan engkau tinggalkan setelah sholat shubuh sebuah do'a - Allohumma innii as aluka 'ilman naa fi'an wa Rizqon thoyyiban wa'amalan mutaqobbalaan - Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima. 
  • Bacalah dzikir pagi dan sore, dia hanya meminta waktumu 10 menit. Kau bisa melakukan disela2 aktivitasmu. 
  • Bacalah buku yang bermanfaat. Karena ia dapat menghantarkanmu kepada kebaikan. Bacalah buku 4 jam dalam sehari. 
  • Manusia yang paling utama adalah yang baik akhlaknya. Dan manusia yang paling cerdas adalah yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekal menghadapi kehidupan setelah kematian. 
  • Janganlah engkau panjang angan-angan untuk kehidupan duniamu. Ketika usahamu telah mencukupi kebutuhan hidupmu, tak usah engkau tambahkan beban hidupmu dengan berutang untuk memperluas usahamu. Karena bisa jadi engkau akan mati meninggalkan hutang dan sesungguhnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tak bersedia menyolati jenazah orang yang mati meninggalkan hutang. 
  • Dapat engkau melakukan hal-hal mubah seperti menjaga kesehatan badanmu, akan tetapi janganlah hal tersebut membuatmu lupa menjaga kesehatan hatimu
  • Berikan rasa cintamu untuk orang-orang shalih, bukan untuk orang-orang kafir. 
  • Terakhir, maafkanlah orang yang telah menyakiti hatimu
 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat. Jazakumullahu khoiron.

Amalan Penyempurna dan Penghapus Pahala Ibadah Puasa Ramadhan

Amalan Penyempurna dan Penghapus Pahala Ibadah Puasa Ramadhan
Amalan Penyempurna dan Penghapus Pahala Ibadah Puasa Ramadhan.

KITA, insya Allah, mulai puasa Ramadhan tahun ini Sabtu 27 Mei 2017. Insya Allah kita sudah membekali diri dengan Ilmu Ibadah Ramadhan plus Jadwal Imsakiyah sebagai panduan.

Selama Ramadhan, ibadah utama kita, umat Islam, adalah PUASA atau SHAUM, yakni tidak makan, minum, dan tidak melakukan hal-hal lain yang membatalkan ibadah puasa sejak awal waktu Subuh hingga awal waktu Magrib.

Puasa adalah amalan ibadah utama selama Ramadhan. Pahalanya pun dilipatgandakan lebih besar dibandingkan pahala amal kebaikan lainnya.

Jika pahala satu kebaikan biasanya dilipatgandakan oleh Allah SWT menjadi 10 kebaikan hingga 700 kali lipat, maka puasa lebih besar dari itu, sebagaimana hadits shahih:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

"Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah 'Azza wa Jalla  berfirman, ‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau minyak kesturi.” (HR Bukhari dan Muslim).

Pahala yang lebih besar itu antara lain tergambar dalam hadits shahih yang lainnya, yakni dihapusnya semua dosa yang telah lalu.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Amalan Penyempurna Puasa Ramadhan

Selain puasa (shaum) sebagai amal ibadah utama selama bulan Ramadhan, ada beberapa amal ibadah lain yang menjadi "amaliyah khas" Ramadhan sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw guna menyempurnakan ibadah puasa.

TARAWIH, Shalat Malam Khusus Ramadhan.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Selama Ramadhan, shalat malam yang dikenal dengan Qiyamul Lail atau Shalat Tahajud, waktunya diawalkan, yakni ba'da Isya, karena saat dinihari Allah dan Rasul-Nya memberi kesempatan untuk santap makan sahur yang penuh berkah.

SEDEKAH

Sedekah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas, tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah tidak hanya berarti menyumbangkan harta, namun sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik, seperti menolong sesama, senyum, memaafkan, membela kaum lemah yang terzhalimi, termasuk mengucapkan dzikir berupa kalimah thayibah.
.
Rasulullah Saw adalah manusia paling dermawan  dan lebih demawan lagi saat bulan Ramadhan karena sedekah paling utama adalah bulan Ramadhan. Artinya, beliau lebih banyak memberi, membantu, dan beramal shalih (berbuat kebaikan) selama Ramadhan.

"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan." (HR. al-Tirmidzi dari Anas)

Di antara bentuk sedekah berupa materi selama Ramadhan adalah memberi makan atau menyediakan makanan dan minuman bagi orang yang berpuasa.

"Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun" (HR. Ahmad dan Nasai).

"Siapa yang memberi makan orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya, dibebaskan dari neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya." (HR Salman r.a.)

TADARUS

Tadarus adalah membaca, memahami, dan mengkaji Al-Quran. Khatam Quran selama Ramadhan menjadi amal penyempurna puasa Ramadhan sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw dan para sahabat.

I'TIKAF

I'tikaf adalah tinggal di masjid di 10 terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah Saw senantiasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. Pada tahun akan diwafatkannya, beliau beri'tikaf selama 20 hari (HR. Bukhari dan Muslim).  

I'tikaf merupakan ibadah yang berkumpul padanya bermacam-macam ketaatan; berupa tilawah, shalat, dzikir, doa dan lainnya.  Dianjurkan i'tikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah untuk mendapatkan Lailatul Qadar

UMROH

Pahala umrah pada bulan Ramadhan sama dengan pahala ibadah haji dan senilai dengan ibadah haji bersama Rasulullah Saw.

عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ

"Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) dalam riwayat lain, "seperti haji bersamaku." Sebuah kabar gembira untuk mendapatkan pahala haji bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

DZIKIR

Amalan lainnya yang menyempurnakan puasa Ramadhan adalah memperbanyak Dzikir, Doa dan Istighfar.

Amalan Penghapus Pahala Puasa

Selain amalan penyempurna ibadah puasa, ada juga amalan penghapus pahala ibadah puasa, sebagaimana sinyalemen hadits:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ

"Betapa banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapat apa-apa kecuali rasa lapar” (HR. Ibnu Majah)

Artinya, ada amalan yang bisa membatalkan atau menghapuskan pahala ibadah puasa Ramadhan, yakni sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih:
  1. Berbohong/berdusta.
  2. Berkata kotor seperti caci-maki
  3. Membuat kegaduhan atau keributan
  4. Bertengkar
  5. Menyakiti orang lain/berbuat zhalim atau aniaya
  6. Membicarakan/membuka aib orang lain tanpa hak.
Puasanya sendiri sah, tidak batal secara fiqih akibat perbuatan di atas, namun secara hakikat puasanya hanya formalitas belaka untuk memenuhi kewajiban sebagai Muslim, namun tidak ada pahalanya.

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dengan ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu) 

Ada pendapat, hadits tersebut bahkan merupakan kiasan bahwa Allah tidak menerima ibadah puasa tersebut alias tidak memberinya pahala.

"Jika pada hari salah seorang kalian berpuasa, maka janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, membuat kegaduhan, dan juga tidak melakukan perbuatan orang-orang bodoh. Dan jika ada orang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR. Bukhari dan Muslim).

"Enam perkara yang bisa melebur amal kebaikan: sibuk mencari keburukan/aib orang lain, keras hati, terlalu cinta dunia, sedikit rasa malu, panjang lamunan /khayalan, dan kedhaliman yang tidak pernah berhenti.” (HR ad-Dailami dari Adi bin Hatim).

Demikian Amalan Penyempurna dan Penghapus Pahala Ibadah Puasa Ramadhan. Semoga kita mampu mengamalkannya. Amin Ya Robbal 'Alamin. Wallahu a'lam bish-showabi. (www.risalahislam.com).*

Awal Ramadhan 1438 H Serentak Sabtu 27 Mei 2017 M

Awal Ramadhan 1438 H Serentak Sabtu 27 Mei 2017 M. Sidang Isbat dilakukan Jumat 26 Mei.

Awal Ramadhan 1438 H Serentak Sabtu 27 Mei 2017 M
AWAL puasa Ramadhan 1438 H dipastikan serentak mulai hari Sabtu 27 Mei 2017. Kepastian awal Ramadhan sama antara penetapan pemerintah dan ormas Islam itu dikemukakan ‪Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin.

"Umat Islam akan melaksanakan awal ibadah puasa Ramadhan tahun ini secara serentak,” katanya,  Selasa (23/5/2017).

Sebelumnya, ormas Islam Muhammadiyah sudah menetapkan awal Ramadhan 1438 H jatuh pada 27 Mei 2017. Keputusan tersebut diambil berdasarkan hisab wujudul hilal yang menjadi pedoman ormas tersebut.

Menurut Thomas, posisi hilal pada saat matahari terbenam pada Jumat, 26 Mei 2017 sudah berada di atas ufuk yakni tiga derajat. “Ketinggian hilal tersebut sudah melewati batas kriteria ketinggian Nahdlatul Ulama (NU) yang di atas dua derajat,” terangnya dikutip Pos Kota.

Oleh sebab itu, Thomas memastikan umat Islam Indonesia akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan secara serentak mulai Sabtu 27 Mei 2017 dan shalat Tarawih dimulai Jumat (26/5/2017) malam.

Namun demikian, ia berharap umat Islam tetap menunggu pengumuman dari Menteri Agama (Menag) tentang awal Ramadhan yang akan diumumkan setelah hasil Sidang Isbat.

Thomas juga memastikan, sampai 2021 posisi bulan pada saat hari rukyat, umumnya di atas dua derajat, di luar rentang 0-2 derajat. Sehingga ada potensi keseragaman penentuan awal Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah.

Awal Puasa Ramadhan Karim
Dengan demikian, awal Ramadhan atau awal puasa sejak 2017 hingga 2021 dipastikan serentak atau sama, tidak lagi ada perbedaan di antara ormas Islam dan pemerintah.

Kementerian Agama sendiri akan menggelar Sidang Isbat penetapan awal Ramadhan 1438 H pada Jumat 26 Mei 2017 mulai Pkl 17.00 WIB.
Sidang Isbat dilakukan tentunya untuk menentukan awal Ramadhan dengan melakukan pemantauan hiilal yang berada di 77 titik yang tersebar diseluruh Indonesia. Dengan melihat hilal tersebut, nantinya awal puasa bisa diketahui dan akan diumumkan secara resmi oleh pemerintah melalui Kemenag.

Sidang Isbat biasanya diawali dengan sesi prasidang, berupa pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1438 H oleh anggota tim hisab rukyat.

Usai Magrib, sidang isbat penetapan awal Ramadhan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, lalu laporan data hisab dan pelaksanaan rukyatul hilal oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah. 

Hasil sidang isbat berupa penetapan awal Ramadhan atau awal puasa akan disampaikan kepada masyarakat melalui konferensi pers.*

Baca Juga:

Sidang Isbat Awal Ramadan 1438 H Digelar Jumat 26 Mei 2017

Sidang Isbat Awal Ramadan 1438 H Digelar Jumat 26 Mei 2017
Sidang Isbat Awal Ramadan 1438 H Diprediksi Menetapkan Awal Puasa Jatuh Pada Hari Sabtu 27 Mei 2017.

ORMAS Islam Muhammadiyah menetapkan awal Ramadhan 1438 H jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017. Kementerian Agama RI juga secara resmi sudah mengeluarkan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1438 H.

Pemerintah baru akan menetapkan awal Ramadhan 1438 Hijriyah melalui sidang isbat (penetapan) awal dan akhir Ramadhan pada Jumat 26 Mei 2017. Kemungkinan hasil sidang isbat juga menetapkan awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017.

Dilansir Liputan6, Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Islam akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal Ramadan 1438H/2017 M. Sidang akan digelar pada Jumat, 26 Mei 2017.

Melalui sidang isbat tersebut, Kemenag akan menetapkan waktu awal puasa Ramadhan tahun ini.

"Sidang isbat awal Ramadan akan dilaksanakan pada Jumat, 26 Mei 2017 M di Jakarta," kata Plt Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, usai rapat persiapan Itsbat Awal Ramadan 1438H di Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Menurut Kamaruddin, sidang isbat awal Ramadhan 2017 akan dihadiri duta besar negara-negara sahabat, perwakilan DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan ormas-ormas Islam.

Selain itu, dalam sidang isbat penetapan awal Ramadhan ini juga akan hadir dari Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama, dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.

Dijelaskan, proses sidang akan dimulai pukul 17.00 WIB dengan diawali pemaparan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama tentang posisi hilal menjelang awal Ramadan 1438H. Proses sidang isbat dijadwalkan berlangsung selepas salat Maghrib setelah adanya laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan.

"Hasil Rukyatul Hilal dan Data Hisab Posisi Hilal awal Ramadan 1438H akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk kemudian diambil keputusan penentuan awal Ramadan 1438H," terang Kamaruddin.

"Sidangnya tertutup, sebagaimana isbat awal Ramadan dan awal Syawal tahun lalu. Hasilnya disampaikan secara terbuka dalam konferensi pers setelah sidang," sambung dia.

Kamaruddin menambahkan, Kementerian Agama akan menurunkan sejumlah pemantau hilal Ramadan 1438H di seluruh provinsi di Indonesia. Mereka berasal dari petugas Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota yang bekerja sama dengan Pengadilan Agama, ormas Islam, serta instansi terkait setempat.

Sebelumnya, awal Ramdhan kemungkinan sama di kalangan ormas Islam, terutama NU dan Muhammadiyah. Dilansir Radar Pekalongan, penentuan awal puasa 1 Ramadan 1438 H (2017 Masehi) antara pemerintah dan dua ormas Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadoyah, diprediksi akan sama, yakni jatuh pada 27 Mei mendatang.

Menurut Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan Dr H Ade Dedi Rohayana MAg, di sela-sela kegiatan Seminar Imsakiyah Ramadan 1438 H/2017 M di Pekalongan, Sabtu (6/5/2017), berdasarkan informasi dari para ahli, diperkirakan NU maupun Muhammadiyah akan sama penentuan 1 Ramadan 1438 Hijriyah, yakni tanggal 27 Mei mendatang.

"Tetapi memang untuk memastikannya, menunggu hasil rukyatul hilal,” katanya.

Penentuan jatuhnya awal puasa Ramadan yang berbarengan antara Muhammadiyah dan NU, bahkan diperkirakan tidak hanya akan sama untuk tahun ini saja. Diperkirakan sampai tahun 2022 mendatang kemungkinan besar penetapan 1 Ramadan akan sama. (www.risalahislam.com).*

Link: Panduan Puasa Ramadhan

Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M

Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M
Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M untuk Jakarta, Bandung, dan Kota Lain di Indonesia.

Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M harus kita miliki agar tepat waktu dalam melaksanakan ibadah shaum selama sebulan penuh, khususnya waktu mulai puasa --dikenal dengan IMSAK-- dan saat berbuka puasa atau "menyegerakan berbuka puasa" --dikenal dengan TA'JIL.

IMSAK adalah saat atau waktu memulai berpuasa --menahan diri dari makan, minum, dan hal yang dilarang selama puasa atau yang membatalkan shaum.

Untuk jaga-jaga biar nggak "kebablasan", ulama kita sejak dulu menyebutkan WAKTU IMSAK, yaitu 10 menit sebelum waktu Shalat Subuh. Kita tidak dilarang makan-minum selama 10 menit sebelum tiba waktu Subuh itu, namun sebaiknya sudah tidak lagi beraktivitas sahur untuk kehati-hatian.

TA'JIL artinya menyegerakan berbuka puasa, sebagaimana disunahkan Rasulullah Saw. Ta'jil artinya bukan makanan atau waktu berbuka, tapi "cepat-cepat buka puasa". Namun, belakangan Ta'jil identik dengan makanan berbuka puasa.

Sebenarnya, Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M adalah sama dengan Jadwal Waktu Shalat SUBUH dan MAGRIB.



Saat waktu Subuh tiba, itulah saatnya menahan diri dari makan-minum dan yang memabatalkan puasa lainnya (imsak). Saat waktu Maghrib tiba, itulah saatnya kita menyegerakan berbuka puasa (Ta'jil).

Jadi, Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M pada dasarnya adalah Jadwal Waktu Shalat Subuh dan Maghrib.

Berikut ini Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1438 H / 2017 M resmi sebagaimana dirilis Kementerian Agama RI untuk Jakarta dan Bandung.

Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M

Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M


Untuk Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan KOTA LAINNYA di Indonesia, dapat diunduh di situs resmi Informasi Hisab Rukyat Kemenag RI.

Demikian informasi Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 1438 H / 2017 M untuk Jakarta, Bandung, dan Kota Lain di Indonesia. (www.risalahislam.com).*

Bekali Diri dengan Ilmu Puasa Ramadhan Mulai Sekarang

Bekali Diri dengan Ilmu Puasa Ramadhan Mulai Sekarang Agar 3 Syarat Diterima Amal Terpenuhi.


Bekali Diri dengan Ilmu Puasa Ramadhan
BULAN suci Ramadhan segera tiba. Di bulan itu umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Muhammadiyah menetapkan Awal Puasa Ramadhan 1438 H jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017.

Kita, umat Islam, akan melaksakan Rukun Islam keempat (puasa/shaum) itu selama sebulan penuh. Karana ibadah puasa fardu/shaum wajib itu kita lakukan setahun sekali, kemungkinan kita terlupa dengan syarat dan rukun puasa.

Karenanya, selayaknya kita Bekali Diri dengan Ilmu Puasa Ramadhan Mulai Sekarang, jangan sesudah masuk bulan Ramadhan.

Ibarat pemain yang akan bertanding, maka sang pemain harus sudah tahu aturan permainan sebelum bertanding.

Kita pun demikian. Kita akan puasa Ramadan, maka sebelum masuk ke awal Ramadhan atau hari pertama bulan Ramadhan, kita harus sudah tahu "aturan main" puasa, meliputi hukum, syarat, dan rukunnya, sehingga puasa kita sah dan ibadah shaum kita diterima oleh Allah SWT.

Para DKM Masjid, majelis-majelis taklim, diharapkan mengangkat tema Puasa Ramadhan sebelum awal Ramadhan tiba. Jangan sampai tema puasa Ramadhan justru dibahas saat ceramah tarawih atau khotbah Jumat selama bulan puasa, saat umat Islam justru sedang melaksanakannya.

Kalaupun tema puasa Ramadhan dibahas, hanya sekilas, karena jamaah sudah dibelaki ilmu Puasa Ramadhan sebelum memasuki awal Ramadhan.

Ilmu Puasa Ramadhan : Syarat Diterima Amal

Ilmu atau "tahu ilmunya" merupakan salah satu syarat diterimanya amal ibadah kita oleh Allah SWT. Menurut para ulama, berdasarjan Al Quran dan Hadits, ada tiga syarat diterima amal ibadah oleh Allah SWT:
  1. Ilmu
  2. Ikhlas
  3. Sunnah
Ikhlas yaitu ibadah dilakukan secara ikhlas, dengan kesadaran sendiri, dan semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuju ataupun karena dipaksa.

"Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, lagi tetap teguh di atas tauhid; dan supaya mereka mendirikan shalat serta memberi zakat. Dan yang demikian itulah Agama yang benar" (QS. Al-Bayyinah:5)

Ilmu yaitu amal ibadah yang dilakukan disertai ilmunya, yakni syarat dan rukun sahnya amalan.

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya" (QS. Al-Israa':36).

Umar bin Khattab pernah mengatakan, "Siapa yang beribadah tanpa disertai ilmunya, maka ibadahnya tertolak dan tidak diterima."

Sunah artinya amal ibadah dilakukan sesuai dengan Sunnah Rasulullah Saw. Tata caran ibadah harus sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya  Ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Saw dan para sahabat.

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari, dari Malik bin Al-Huwairits).

“Barangsiapa yang mengadakan sesuatu dalam perkara kami ini yang tidak ada tuntunan (Islam) di dalamnya maka ditolak.” (Muttafaq 'alayh)

Semoga kita bisa membelaki diri dengan ilmu puasa sebelum masuk bulan Ramadhan. Demikian juga dengan ilmu-ilmu tentang jenis ibadah lainnya, agar ketiga syarat diterima amal ibadah tadi dipenuhi. Semoga kita bisa melaksanakannya. Amin! Wallahu a'lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).*

Link: Panduan Ibadah Puasa Ramadhan

Awal Puasa Ramadhan 1438 H Sabtu 27 Mei 2017

Awal Puasa Ramadhan 1438 H Sabtu 27 Mei 2017
Muhammadiyah menetapkan Awal Puasa Ramadhan 1438 H Sabtu 27 Mei 2017.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan awal puasa Ramadhan atau tanggal 1 Ramadan 1438 Hijriah jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017.

"Tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu Pahing, 27 Mei 2017 Masehi," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Prof Dr H Syamsul Anwar dikutip Viva.

Dikemukakan, Majelis Tarjih dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Ramadan 1438 Hijriyah jatuh pada Sabtu Pahing 27 Mei 2017 Miladiyah (Masehi). Hal itu, berdasarkan perhitungan ijtimak jelang Ramadan 1438 Hijriyah terjadi pada Jumat Legi 26 Mei 2017 Miladiyah terjadi pada pukul 02.46 WIB.

“Tinggi bulan pada saat matahari terbenam untuk Kota Yogyakarta, +08 derajat 22’ 59” yang berarti hilal sudah terwujud. Di seluruh Indonesia, saat matahari terbenam, posisi bulan sudah berada di atas ufuk,” kata Syamsul Anwar kepada wartawan, Selasa (14/4/2017).

Hari Lebaran atau Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriyah akan bertepatan dengan Ahad Legi 25 Juni 2017 Miladiyah.

“Tinggi bulan saat matahari terbenam pada hari Sabtu Kliwon 24 Juni 2017 itu, +03 derajat 46’31” yang berarti hilal sudah wujud,” katanya.

Syamsul menjelaskan di seluruh Indonesia pada saat matahari terbenam posisi bulan sudah di atas ufuk. Sedangkan untuk Dzulhijjah 1438 Hijriyah, lanjutnya, ijtimak jelang Dzulhijjah terjadi pada Selasa Wage, 22 Agustus 2017 Miladiyah pukul 01.32 WIB.

Awal Puasa Ramadhan 1438 H Sabtu 27 Mei 2017


Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah KH Din Syamsuddin memperkirakan, penetapan awal Ramadan 2017 di Indonesia tak akan mengalami perbedaan hingga tahun 2023.

Dikatakannya, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) serta pemerintah memang masih memakai metode berbeda dalam menentukan awal bulan puasa Ramadhan.

"Menurut perhitungan kami, sampai tahun 2023 akan ada persamaan penetapan awal Ramadhan.
Kalau masih tidak sama, itu wilayah toleransi. Tidak perlu ada perpecahan karena itu," kata Din, Kamis (11/5/2017).

Din meminta umat Islam tidak berpecah lantaran perbedaan metode penetapan awal bulan tersebut. Sebab, masing-masing kelompok dan pemerintah memiliki dasar hukum yang sama, yakni mengacu Al Qur'an dan Hadits.

Menurutnya, Muhammadiyah juga melakukan rukyat dalam menentukan awal puasa. Perbedaannya, kata Din, pada kelompok lain rukyat dilakukan dengan mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang (rukyat bil ain).

Muhammadiyah melihat hilal untuk menentukan awal bulan melalui perhitungan matematis dan astronomis (rukyat bil aqli).

"Karena keduanya, baik pancaindera maupun akal adalah hidayah karunia Allah. Jadi perbedaan itu tidak perlu dipersoalkan," ujarnya.

Kemungkinan besar Awal Puasa Ramadhan 1438 H di Indonesia akan serentak Sabtu 27 Mei 2017. Kepastiannya ditentukan sidang isbat (penetapan) yang biasa dilakukan Kementerian Agama bersama MUI dan ormas Islam. (risalahislam.com/detik.com/viva.co.id).*

Lihat: Panduan Puasa Ramadhan

Cinta dan Benci dalam Pandangan Islam

Hadits tentang Cinta dan Benci
Cinta dan Benci dalam Pandangan Islam.

CINTA (love) dan benci (hate) akan melahirkan sikap yang berbeda.

Cinta akan melahirkan sikap a.l. memuji, melindungi, membela, membuat yang dicintai senang, mematuhi, dan selalu mengingat namanya.

Sebaliknya, benci akan melahirkan sikap a.l. menjelekkan, memburukkan, menjauhi, mencemooh, tidak akan mematuhi atau menuruti, dan berusaha melupakan namanya.

Cinta dan benci merupakan fitrah manusia. Bagaimana risalah Islam memberikan pedoman dalam hal cinta dan benci ini?

Dalam Islam, cinta dan benci harus karena Allah SWT. Kita mencintai sesuatu atau seseorang, harus karena Allah SWT. Demikian juga dalam hal benci.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Dzar berkata : Rasulullah saw bersabda,”Sebaik-baik amal adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.”

Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Anas dari Nabi saw, dia berkata, "Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk neraka."

Cinta pada seseorang, dalam arti cinta asmara, harus berdasarkan karena Allah SWT, yakni ketaatannya kepada Allah SWT.

Wanita cantik layak dicintai, namun jika beda agama dan tidak taat kepada Allah SWT, akan membawa kesengsaraan, bukan kebahagiaan.

Cinta karena Allah adalah cinta dan sayang pada sesama makhluk yang tidak berlawanan dengan syariah

Berikut ini beberapa hadits Shahih tentang Cinta dan Benci dalam pandangan Islam.

1. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani)

2. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi)
3. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)

4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)

6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim).

Jadi,  Cinta dan Benci dalam Pandangan Islam harus berdasarkan karena Allah SWT. Kita mencintai karena Allah SWT juga cinta. Kita benci karena Allah SWT juga membencinya. Wallahu a'lam bish-shawabi.

Sumber: Dr. Muhammad Faiz Almath, “1100 Hadits Terpilih”, Penerbit: Gema Insani Press, 1991